Modest is more

12:59 AM Unknown 0 Comments



Rumah tinggal seorang arsitek bernama Eko Prawoto ini terletak di daerah kawasan urban di tengah Kota Yogyakarta yang cukup padat penduduk. Namun, rumah ini mampu hadir dalam sebuah keserderhanaan dan kesahajaan yang terbilang “modest” tanpa arogansi aksen visual yang berlebihan.[]


2015


WITH NATURE
            Rumah ini merupakan kombinasi antara rumah tinggal dan sebuah studio arsitektur milik arsitek ternama, Eko Prawoto. Dibangun pada luasan dua kavling, rumah ini diwujudkan menjadi rumah yang seakan muncul dengan sendirinya dari alam. Eko Prawoto berusaha untuk meminimalisir dampak bangunan yang dia rancang tersebut, agar tidak merusak lingkungan.
Bisa terlihat dari eksterior bangunannya, terdapat banyak vegetasi yang hidup ‘berdampingan’ dengan bangunan itu sendiri. Seakan ingin menegaskan bahwa vegetasi bukan hanya aspek pelengkap estetika visual dalam bangunan semata, tapi juga merupakan unsur utama untuk membuat bangunan hidup dan selaras dengan lingkungan.
Tidak hanya pada bagian eksterior bangunan yang dipenuhi dengan vegetasi, Eko Prawoto juga berusaha untuk memberikan view taman pada hampir semua bagian ruang dirumahnya. Pada bagian dalam bangunan juga terdapat sebuah innercourt yang memungkinkan cahaya matahari bisa masuk dan memperlancar sirkulasi udara.  Selain itu, pada interior ruang makan dibuat dengan plafon yang tinggi dari bambu dengan void sangat lebar tanpa penutup yang seakan mengarahkan pandangan kita pada sebuah taman kecil yang dilengkapi dengan kolam ikan dan kura kura.  
Hal itu membuat sebuah sajian yang enak untuk dipandang saat menyantap hidangan.

LOCAL MATERIAL
---
Sebuah prinsip yang mengajak sebuah bangunan untuk ‘berbaikan’ dengan ekosistem dan sekitar.
---
Wujud konsistensi dari seorang arsitek yang peduli dan selalu mendengarkan kata alam.
---
            Mungkin cukup banyak arsitek yang memilih menggunakan material lokal untuk membuat bangunannya, tapi mungkin hanya segilintir arsitek yang mendalami dan mengeksplorasi material lokal tersebut sehingga memiliki nilai yang lebih, baik dari segi estetika ataupun fungsionalitas.
            Pada bangunan rumah ini, sang arsitek terlihat seakan melakukan percobaan terkait bentuk bentuk yang mungkin dihasilkan dari material lokal yang seringkali kita temui sehari hari. Material yang dimaksud tersebut berupa kayu, bambu, batu bata, rooster, pecahan keramik, dll.


DETAIL
Sebuah bangunan yang baik tidak meninggalkan celah sedikitpun yang dibiarkan tidak terdesain.
Keunggulan sebuah desain tidak terlepas dari detail detail yang terdapat pada bangunan. Detail tersebut menjadi pemersatu elemen elemen bangunan yang lain sehingga mempunyai benang merah yang sama atau ada keterkaitan satu dengan yang lain.
Secara gamblang, bangunan ini mempunyai style tradisional jawa, dapat terlihat dari pemilihan material utama berupa kayu, gebyog dan pemilihan furniturenya serta hiasan ruang yang sangat terlihat begitu jawa.
Selain itu terdapat beberapa detail kecil yang mungkin tidak kita sadari keberadaannya. Seperti sebuah bel yang terletak dipagar depan rumah yang ternyata adalah sebuah bel yang layaknya berada pada sepeda. Hal detail seperti ini yang mungkin semakin menguatkan kesan yang ingin digugah pada sebuah bangunan.


FLOOR PLAN
Dalam merancang denah bangunan rumahnya ini, Pak Eko Prawoto menerapkan konsep tumbuh yang pembangunannya dilakukan dengan bertahap dan tidak serta merta jadi sebuah bangunan utuh. Hal ini menguntungkan bagi mereka yang mempunyai budget yang terbatas dalam membangun sebuah rumah.
Untuk mewujudkan konsep tersebut, Pak Eko Prawoto menggunakan prinsip modular, dimana semua ruangan dibuat dengan ukuran 3m x 3m atau kelipatannya. Hal tersebut akan mempermudah proses pengembangan rumah ini dikemudian hari, karena material penutup dindingnya (misal. partisi kayu, pintu, jendela, dll) dengan begitu juga mempunyai ukuran yang sama sehingga memungkinkan untuk dibongkar dan dipasang di ruang baru. Dengan kata lain, seiring perkembangan rumah ini, tidak ada material yang terbuang. Fleksibel dan efisien.
Pada lantai dasar rumah ini digunakan sebagai ruang tamu, kamar tidur, dapur, ruang makan, kamar mandi, garasi, dan taman. Sedangkan untuk lantai 2 digunakan sebagai ruang workshop dan ruang tidur tamu. []






0 komentar: